Mengapa jangan disepelekan? Sebab kanker nasofaring adalah merupakan tumor ganas di daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 70% tumor ganas kepala dan leher merupakan kanker nasofaring. Kanker ini menduduki tingkat keganasan ke-empat dari seluruh kanker. Sehingga pemeriksaan secara dini sangat dianjurkan. Nasofaring merupakan daerah yang tersembunyi. Letaknya di belakang hidung, berbentuk kubus. Daerah ini sulit dilihat dan dirasakan. Dikenal juga sebagai daerah gelap di pertengahan dasar tengkorak. Bagian depan nasofaring berbatasan dengan rongga hidung. Sedangkan bagian atasnya berbatasan dengan dasar tengkorak dan bagian bawahnya merupakan langit-langit mulut. Jika ada tumor yang tumbuh di daerah nasofaring, akan menggencet muara tuba eustachius yang berhubungan dengan telinga. Akibat tergencet tumor, otomatis salah satu keluhan adanya masalah di nasofaring adalah gangguan pendengaran.
Mengapa laki-laki harus lebih waspada terhadap kanker nasofaring? karena jumlah penderita kanker nasofaring memang lebih banyak laki-laki. Menurut dr. Budianto dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, perbandingan penderita laki-laki dan perempuan adalah 3:1 lebih banyak laki-laki. "Penyebabnya mungkin karena laki-laki lebih banyak terpapar debu, polusi, lingkungan yang kurang bersih, juga bekerja di pabrik. Data lainnya, ternyata penderita kanker nasofaring adalah kebanyakan mereka yang keturunan Cina. Melihat hal ini, dugaan yang muncul adalah karena masalah gen dan kebiasaan. Dugaan mengapa angka kejadian yang tinggi pada orang keturunan Cina adalah karena faktor kebiasaan. Dimana mereka sejak kecil sampai tua setiap hari makan ikan asin. Apa hubungannya? Dapat diawali dengan penjelasan bahwa infeksi suatu virus yang disebut virus Epstein-Barr berperan penting dalam timbulnya kanker nasofaring. "Virus ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui udara yang kita hirup. Virus itu bisa tersangkut di nasofaring", jelas dr. Budianto. Hanya saja tidak semua orang yang memiliki virus tersebut pada nasofaringnya pasti akan mengalami kanker nasofaring. Ada mediator yang mempengaruhi. Salah satunya adalah ikan asin dimana mengandung zat nitrosamin, yaitu zat hasil dari metabolisme protein pada ikan asin. Nitrosamin ini menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya kanker nasofaring. Kebiasaan mengkonsumsi ikan asin dalam waktu lama secara terus menerus merupakan mediator utama yang dapat mengaktifkan virus Epstein-Barr tersebut. Teori tingginya jumlah penderita keturunan Cina muncul ketika di Hongkong, dimana ikan asin menjadi makanan populer masyarakatnya, ditemukan bahwa kejadian kanker nasofaring tinggi pada golongan nelayan tradisional disana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar