Seorang anak diculik dan kemudian dikembalikan dalam kondisi ginjal dan jantungnya sudah hilang. Hal tersebut terjadi di Tangerang. Dilansir dari Kompas, isu penculikan anak untuk dijual organ tubuhnya ini terus meluas dan meresahkan masyarakat. Seorang lelaki dibakar massa di Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (22/8/2010), sampai akhirnya tewas gara-gara dicurigai sebagai penculik anak.
Kasat Reskrim Polrestro Tangerang Kabupaten Kompol Arief Setiawan membenarkan adanya kejadian itu. Menurut Arief, Minggu (22/8/2010) malam, warga Kresek mengeroyok lelaki tersebut karena cemas dengan isu penculikan anak oleh orang tak dikenal di kampungnya. "Isu itu beredar melalui pesan singkat (SMS) berantai di kalangan warga sejak tiga minggu silam," kata Arief.
Rohmi (42), warga setempat, mengatakan, dalam tiga pekan terakhir beredar isu tentang adanya lelaki yang menculik anak-anak dengan maksud mengambil organ tubuh si anak, seperti jantung, mata, dan ginjal, untuk dijual. Sejak beredar SMS berantai tersebut, warga selalu mencurigai setiap ada orang asing yang menggunakan tas dan masuk ke kampung Kresek itu. "Termasuk lelaki tanpa identitas yang masuk kampung pada Sabtu malam. Karena orang itu tidak menjawab saat ditanya dan langsung lari, maka warga langsung mengeroyoknya." kata Rohmi.
Hal senada dikemukakan Kapolsektro Kresek AKP Esep Effendi di Tangerang, kemarin. Dia meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh berita yang tidak pasti. Polisi membantah isu adanya penculikan anak karena tidak pernah menerima laporan ada warga kehilangan anak di wilayahnya yang meliputi Kecamatan Gunung Kaler dan Kecamatan Kresek. Esep juga meminta warganya jangan main hakim sendiri dan sebaiknya berkoordinasi dengan polisi. Pasalnya, dikhawatirkan orang yang ditangkap warga bukanlah si pelaku, melainkan penyandang gangguan jiwa.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait meminta polisi bertindak cepat karena isu penculikan anak semakin meresahkan masyarakat Kronjo, Mauk, dan Kresek, Kabupaten Tangerang. "Warga sedang resah menghadapi isu penculikan dan pencurian organ anak. Isu itu lamban ditangani polisi sehingga mereka paranoid. Ada laki-laki yang belum jelas kesalahannya tewas dibakar massa," ujar Arist di Jakarta, Senin (23/8/2010).
Komnas PA akan melakukan investigasi untuk memastikan adanya penculikan anak bermotif jual beli organ tubuh. Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan Komnas PA, sedikitnya ada 14 anak di kawasan Kronjo, Tangerang, yang diduga menjadi korban penculikan.
Bahkan, di Desa Jayanti, Tangerang, yang berbatasan dengan Cikande, Serang, kata Arist, seorang anak berusia 10 tahun dikabarkan menjadi korban penculikan dengan modus penjualan organ tubuh. Korban dikembalikan ke rumah orangtuanya dengan kondisi ginjal dan jantung hilang, sementara perutnya ditutup dengan plakban. "Ginjal dan jantungnya hilang, juga ada uang Rp 200.000," ujar Arist.
Arist membenarkan, isu jual-beli organ tubuh itu telah merebak sejak dua tahun lalu. Karena itu, polisi harus mengusut kasus ini sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kapolsektro Tangerang Kabupaten Kombes Edi Tambunan mengatakan, penculikan dengan modus penjualan organ tubuh anak adalah berita bohong. "Isu tersebut tidak benar dan sampai sekarang tidak ada laporan. Semuanya bermula dari SMS berantai yang isinya penculikan anak untuk penjualan organ tubuh," ujarnya.
Edi meminta warga agar tidak gampang percaya dengan isu yang menyesatkan. Apalagi bila dikatakan ada 700 anak yang akan menjadi korban.
gambar:ilustrasi
Rohmi (42), warga setempat, mengatakan, dalam tiga pekan terakhir beredar isu tentang adanya lelaki yang menculik anak-anak dengan maksud mengambil organ tubuh si anak, seperti jantung, mata, dan ginjal, untuk dijual. Sejak beredar SMS berantai tersebut, warga selalu mencurigai setiap ada orang asing yang menggunakan tas dan masuk ke kampung Kresek itu. "Termasuk lelaki tanpa identitas yang masuk kampung pada Sabtu malam. Karena orang itu tidak menjawab saat ditanya dan langsung lari, maka warga langsung mengeroyoknya." kata Rohmi.
Hal senada dikemukakan Kapolsektro Kresek AKP Esep Effendi di Tangerang, kemarin. Dia meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh berita yang tidak pasti. Polisi membantah isu adanya penculikan anak karena tidak pernah menerima laporan ada warga kehilangan anak di wilayahnya yang meliputi Kecamatan Gunung Kaler dan Kecamatan Kresek. Esep juga meminta warganya jangan main hakim sendiri dan sebaiknya berkoordinasi dengan polisi. Pasalnya, dikhawatirkan orang yang ditangkap warga bukanlah si pelaku, melainkan penyandang gangguan jiwa.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait meminta polisi bertindak cepat karena isu penculikan anak semakin meresahkan masyarakat Kronjo, Mauk, dan Kresek, Kabupaten Tangerang. "Warga sedang resah menghadapi isu penculikan dan pencurian organ anak. Isu itu lamban ditangani polisi sehingga mereka paranoid. Ada laki-laki yang belum jelas kesalahannya tewas dibakar massa," ujar Arist di Jakarta, Senin (23/8/2010).
Komnas PA akan melakukan investigasi untuk memastikan adanya penculikan anak bermotif jual beli organ tubuh. Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan Komnas PA, sedikitnya ada 14 anak di kawasan Kronjo, Tangerang, yang diduga menjadi korban penculikan.
Bahkan, di Desa Jayanti, Tangerang, yang berbatasan dengan Cikande, Serang, kata Arist, seorang anak berusia 10 tahun dikabarkan menjadi korban penculikan dengan modus penjualan organ tubuh. Korban dikembalikan ke rumah orangtuanya dengan kondisi ginjal dan jantung hilang, sementara perutnya ditutup dengan plakban. "Ginjal dan jantungnya hilang, juga ada uang Rp 200.000," ujar Arist.
Arist membenarkan, isu jual-beli organ tubuh itu telah merebak sejak dua tahun lalu. Karena itu, polisi harus mengusut kasus ini sekaligus memberikan rasa aman kepada masyarakat. Kapolsektro Tangerang Kabupaten Kombes Edi Tambunan mengatakan, penculikan dengan modus penjualan organ tubuh anak adalah berita bohong. "Isu tersebut tidak benar dan sampai sekarang tidak ada laporan. Semuanya bermula dari SMS berantai yang isinya penculikan anak untuk penjualan organ tubuh," ujarnya.
Edi meminta warga agar tidak gampang percaya dengan isu yang menyesatkan. Apalagi bila dikatakan ada 700 anak yang akan menjadi korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar