mcent

Senin, 20 Juli 2009

Ledakan Bom Kuningan, Keamanan Hotel Dipertanyakan

Pasca ledakan bom yang terjadi di kawasan Mega Kuningan Jakarta, pengamanan di tempat tempat umum semakin diperketat. Namun yang masih menyisakan pertanyaan sampai sekarang adalah pada saat ledakan bom kuningan terjadi bagaimana sistem pengamanan di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton. Bukan bermaksud mencari kambing hitam tapi sepertinya wajar jika banyak pihak yang mengatakan bahwa sistem pengamanan hotel patut dipertanyakan atau pihak keamanan hotelnya yang patut di pertanyakan?. Hal ini memang masih menimbulkan spekulasi di masyarakat. Pasca ledakan bom, di Bandara Soekarno Hatta pengamanan sangat ketat sekali dilakukan, demikian juga di hotel hotel dan tempat umum lainnya. Pengamanan terus dilakukan tanpa pandang bulu dan apapun yang dibawa oleh warga pasti diperiksa termasuk isi tas. Semoga saja hal seperti ini sifatnya bukan kagetan saja artinya dilakukan hanya karena ada sesuatu hal yang telah terjadi. Di Blok M Plaza, petugas keamanan dibagi menjadi tiga shift dan setiap shiftnya beranggotakan 35 petugas keamanan. Pengamanan tidak hanya dilakukan di pintu masuk, di setiap lantainya ada tiga petugas yang berkeliling. Mereka akan memeriksa setiap sudut dan pengunjung. Tempat parkir pun tak luput dari pengamanan, beberapa petugas juga ditempatkan pada tempat parkir yang terletak di bagian ground mal yang terletak di Jakarta Selatan itu. Sementara di Plaza Indonesia Jakarta, pasca ledakan bom, mal yang terletak di Jakarta Pusat itu tidak menempatkan petugas keamanan khusus. "Seperti yang bisa dilihat, dari bagian depan penjagaan terbilang ketat. Itu dilakukan jauh sebelum peledakan kemarin," terang kepala pengamanan Plaza Indonesia. Di setiap sudutnya ada CCTV sehingga kegiatan pengunjung diseluruh bagian Plaza Indonesia dapat terlihat dengan jelas.

Di Pekalongan Jawa Tengah razia teroris terus dilakukan. Sekelompok pria yang baru saja pulang dari pengajian diperiksa paksa dan diminta kartu identitasnya. Barang bawaan mereka pun di buka dan diperiksa. Sementara itu Polres Banyumas memfokuskan razia pada mobil box. Di tempat lain Polres Boyolali, Jawa Tengah, memantau Pondok Pesantren (Ponpes) Darusy Syahadah, Desa Kedung Lengkong, Kecamatan Simo. Pasalnya, pondok pesantren tersebut merupakan salah satu tempat yang dicurigai sebagai tempat perakitan bom yang diledakan di dua hotel berbintang di Jakarta. Selain mengawasi Pondok Pesantren tersebut, polisi juga mengawasi sejumlah daerah di Boyolali yang dicurigai sebagai tempat untuk merakit bom berdaya ledak tinggi yang menewaskan sembilan orang di Kawasan Mega Kuningan Jakarta ini.

Di tempat lain Al Chaidar, seorang peneliti Islam radikal berpendapat bahwa ledakan bom yang dilakukan teroris memang biasanya dilakukan dua kali di tempat yang sama. Karena itulah kejadian ledakan bom di Hotel JW Marriot bisa terulang lagi. Menurutnya hal ini merupakan bagian dari ajaran para teroris dunia dan Osama Bin Laden pun melakukan hal ini. Sementara terkait pemberitaan yang menyatakan bahwa pelaku bom bunuh diri kuningan adalah bagian dari jaringan Noordin M top, menurutnya penampilan Noordin M Top sekarang sudah berubah tidak seperti sebelumnya. Agak berjenggot dan rambutnya sudah menipis, itulah penampilan Noordin M Top sekarang. Pasca ledakan bom juga masih menyisakan kebingungan salah seorang warga. Warga tersebut mengaku kehilangan anaknya yang merupakan Salah seorang karyawan bagian florist Hotel Ritz Carlton yang bernama Ibrahim. Ibrahim menghilang sejak kejadian ledakan bom di Mega kuningan jumat lalu. Keberadaan Ibrahim juga tidak jelas. Ia tidak terdaftar dalam nama nama karyawan Hotel Ritz Carlton yang menjadi korban ledakan bom. Ibrahim yang berciri ciri : tingi sekitar 173 cm, berbadan gemuk dan berhidung mancung ini hingga kini masih belum diketahui keberadaannya dan pihak keluarga menduga kuat Ibrahim adalah salah satu korban ledakan bom Mega Kuningan Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar