“Anak saya laki-laki, kini berumur 6 tahun, tetapi belum punya buah pelir (testis). Waktu berumur 3 tahun pernah diperiksa oleh seorang dokter dan mendapat suntikan hormon. Setelah itu diperiksa lagi, katanya sudah ada buah pelir, tetapi masih kecil. Sebagai orangtua, saya cukup senang.
Beberapa waktu lalu, saat membaca tulisan dokter tentang perkembangan kelamin anak di rubrik ini, saya jadi teringat anak saya. Dia lalu saya periksakan ke dokter lain. Setelah di USG, dokter bilang anak saya tidak punya testis.
Mohon dijelaskan, ke mana testis anak saya yang dulu dikatakan masih kecil? Apakah bisa hilang begitu saja? Selama ini dia tidak pernah sakit serius, selain demam pilek. Apakah kalau tidak punya testis, anak saya bisa normal setelah dewasa kelak? Apakah anak saya akan mengalami gangguan seks?”
R.T., MakassarBeberapa waktu lalu, saat membaca tulisan dokter tentang perkembangan kelamin anak di rubrik ini, saya jadi teringat anak saya. Dia lalu saya periksakan ke dokter lain. Setelah di USG, dokter bilang anak saya tidak punya testis.
Mohon dijelaskan, ke mana testis anak saya yang dulu dikatakan masih kecil? Apakah bisa hilang begitu saja? Selama ini dia tidak pernah sakit serius, selain demam pilek. Apakah kalau tidak punya testis, anak saya bisa normal setelah dewasa kelak? Apakah anak saya akan mengalami gangguan seks?”
Menyebabkan Mandul
Buah pelir (testis) awalnya berada di rongga panggul. Seiring perkembangan bayi, buah pelir mengalami penurunan masuk ke kantong buah pelir (scrotum). Ketika dilahirkan, umumnya buah pelir sudah berada di dalam kantong buah pelir dan dapat diraba dengan jelas. Sekitar 2-3 persen bayi laki-laki belum mengalami penurunan buah pelir ketika dilahirkan. Penurunan terjadi kemudian sampai berumur satu tahun. Namun, masih saja ada sebagian kecil yang tidak mengalami penurunan, sehingga buah pelirnya hanya ada satu atau tidak ada sama sekali di dalam kantong buah pelirnya.
Anak yang mengalami hambatan penurunan seperti ini (cryptorchidism) harus mendapat pengobatan agar buah pelirnya turun dan masuk ke dalam scrotum. Kalau tidak, anak akan mengalami gangguan kesuburan atau kemandulan, dan dapat juga menderita gangguan fungsi seksual. Salah satu cara pengobatan ialah dengan memberikan hormon karena penyebab yang sering ialah tidak berfungsinya hormon seks. Tentu saja penggunaan hormon harus tepat dengan mempertimbangkan agar buah pelir yang akan diturunkan ke dalam scrotum tetap berfungsi normal kemudian.
Segera Periksa
Kalau anak Anda telah mendapat pengobatan dan ternyata buah pelirnya sudah turun ke dalam scrotum, seharusnya dapat diketahui dengan pemeriksaan. Jadi kalau buah pelir sudah masuk dan berada di dalam scrotum, tak mungkin kemudian tidak ada. Kalau ternyata kini benar dinyatakan tidak ada buah pelir di dalam scrotum, berarti buah pelir memang belum masuk ke dalam scrotum.
Kemungkinan lain ialah terjadi infeksi buah pelir yang kemudian menyebabkan buah pelir mengecil (atrofi). Kalau ini yang terjadi, buah pelir tetap masih ada, hanya saja ukurannya mengecil dan biasanya konsistensinya lebih keras. Lagipula kalau pernah mengalami infeksi, pasti terasa sakit pada buah pelir. Padahal, Anda menyatakan anak Anda tidak pernah mengalami sakit, selain demam pilek.
Cara pengobatan lain ialah dengan operasi, yang bertujuan menurunkan buah pelir agar berada di dalam kantong buah pelir. Saya sarankan Anda membawa anak Anda untuk menjalani pemeriksaan, sebelum mendapat pengobatan atau tindakan operasi. Yang pasti, cryptorchidism jangan dibiarkan.
sumber: Gaya Hidup Sehat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar