Aktris cantik berjilbab pemain film 'Dalam Mihrab Cinta' Meyda Sefira semakin mantap saja melangkah ke dunia akting. Sebelumnya melalui proses casting dan seleksi yang ketat, Meyda Sefira terpilih untuk memerankan tokoh bernama Ayatul Husna dalam film 'Ketika Cinta Bertasbih'. Demikian juga untuk versi sinetronnya yang mengambil judul 'Ketika Cinta Bertasbih Special Ramadhan' yang diputar di RCTI selama bulan Ramadhan lalu, Meyda pun memerankan tokoh yang sama.
Kini di film terbarunya 'Dalam Mihrab Cinta', Meyda Sefira dipasangkan dengan aktor yang dijuluki sebagai raja sinetron stripping, Dude Harlino. Selain Dude, ada juga Asmirandah dan Boy Hamzah. Di film yang disutradarai penulis novel Habiburrahman El Shirazy ini, Meyda mendapat porsi peran yang cukup besar.
Meski perannya masih sama, yakni sebagai seorang santriwati, Meyda Sefira yang lahir di Bandung pada tanggal 20 Mei 1988 ini mengatakan, filmnya kali ini berbeda dengan film pertamanya. "Dari segi tema sudah beda. Lalu dari segi isi dan alur cerita. Di film ini saya menemukan kesederhanaan, semua disampaikan tanpa dibuat-buat. Tetapi pesannya banyak," jelasnya.
Namun sepertinya seorang Meyda Sefira tak ingin terpaku pada peran dan karakter yang sama atau itu-itu saja. Meyda justru berharap bisa mendapatkan peran sebagai perempuan heroik seperti Cut Nyak Dien. "Peran seperti ini tantangannya besar. Lagi pula, aku juga enggak terlalu feminin," ujarnya.
Bagi Meyda Sefira yang masih berstatus sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional, Bandung ini, peran sebagai perempuan heroik bisa menunjukkan sisi lain dari seorang perempuan. "Ini menunjukkan kekuatan perempuan. Perempuan diciptakan dengan kekuatan sehingga dia bisa melakukan banyak pekerjaan, multitasking," ujar Meyda.
(DOE);penulis:Dwi As Setianingsih;editor:Opung, Eko Hendrawan Sofyan;foto:movietei.com, Eko Hendrawan
Meski perannya masih sama, yakni sebagai seorang santriwati, Meyda Sefira yang lahir di Bandung pada tanggal 20 Mei 1988 ini mengatakan, filmnya kali ini berbeda dengan film pertamanya. "Dari segi tema sudah beda. Lalu dari segi isi dan alur cerita. Di film ini saya menemukan kesederhanaan, semua disampaikan tanpa dibuat-buat. Tetapi pesannya banyak," jelasnya.
Namun sepertinya seorang Meyda Sefira tak ingin terpaku pada peran dan karakter yang sama atau itu-itu saja. Meyda justru berharap bisa mendapatkan peran sebagai perempuan heroik seperti Cut Nyak Dien. "Peran seperti ini tantangannya besar. Lagi pula, aku juga enggak terlalu feminin," ujarnya.
Bagi Meyda Sefira yang masih berstatus sebagai mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional, Bandung ini, peran sebagai perempuan heroik bisa menunjukkan sisi lain dari seorang perempuan. "Ini menunjukkan kekuatan perempuan. Perempuan diciptakan dengan kekuatan sehingga dia bisa melakukan banyak pekerjaan, multitasking," ujar Meyda.
(DOE);penulis:Dwi As Setianingsih;editor:Opung, Eko Hendrawan Sofyan;foto:movietei.com, Eko Hendrawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar