Sungguh tak bermoral. Puluhan perempuan diperkosa dalam suatu serangan terkoordinasi di Republik Demokratik Kongo pada Tahun Baru 2011, demikian dilaporkan Doctors Without Borders, Kamis (6/1/2011). Badan kemanusiaan itu mengatakan, 33 wanita telah diperkosa di Fizi, Kivu Selatan, di bagian timur negara yang dilanda perang tersebut. "Para perempuan itu diikat dengan tali atau dipukuli dengan gagang pistol hingga tidak sadarkan diri sebelum diperkosa, beberapa di depan anak-anak mereka," kata Annemarie Loof, pegawai di lembaga yang biasa dikenal dengan nama Perancis-nya, Medecins Sans Frontieres (MSF), itu. "Sekitar empat pria bersenjata terlibat pada waktu itu dan rumah-rumah serta toko-toko dijarah," kata Loof dalam sebuah pernyataan.
Menurut badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), pemerkosaan sering terjadi dalam perang di Kongo. PBB menyebut Republik Demokratik Kongo sebagai "ibu kota pemerkosaan dunia," dengan jumlah 15.000 perempuan diperkosa di Kongo timur tahun 2009. Pemerkosaan biasanya terjadi di wilayah di mana kelompok-kelompok pemberontak bersenjata pindah ke daerah yang dianggap propemerintah. Namun, kenyataannya daerah itu kurang mendapat perlindungan tentara atau polisi.
Banyak korban pemerkosaan turun ke jalan-jalan, Oktober lalu, untuk menentang kekerasan seksual tersebut. "Hatiku sakit. Mengapa kalian memperkosaku?" kata seorang korban perkosaan. Banyak dari mereka meninggalkan ruang rawat inap rumah sakit demi bergabung dalam barisan unjuk rasa di Kongo timur.
Sebuah laporan PBB pada bulan September menyalahkan pasukan keamanan Kongo karena gagal mencegah gelombang pemerkosaan massal selama beberapa hari pada musim panas lalu. Laporan sebelumnya membenarkan pemerkosaan terhadap sedikitnya 303 warga sipil antara 30 Juli dan 2 Agustus di wilayah Walikale, Provinsi Kivu, Kongo utara. "Pemerkosaan itu jelas tidak berhenti," kata MSF. "MSF sangat prihatin dengan situasi saat ini di dan sekitar Fizi," kata Loof, Kamis. "Orang-orang melarikan diri dari daerah itu karena takut serangan kekerasan lebih lanjut." Menurut Loof, MSF menyediakan perawatan medis dan psikososial bagi 5.600 korban pemerkosaan di Kivu Utara dan Selatan pada 2009.
penulis:Egidius Patnistik;editor:Egidius Patnistik;sumber:CNN
Banyak korban pemerkosaan turun ke jalan-jalan, Oktober lalu, untuk menentang kekerasan seksual tersebut. "Hatiku sakit. Mengapa kalian memperkosaku?" kata seorang korban perkosaan. Banyak dari mereka meninggalkan ruang rawat inap rumah sakit demi bergabung dalam barisan unjuk rasa di Kongo timur.
Sebuah laporan PBB pada bulan September menyalahkan pasukan keamanan Kongo karena gagal mencegah gelombang pemerkosaan massal selama beberapa hari pada musim panas lalu. Laporan sebelumnya membenarkan pemerkosaan terhadap sedikitnya 303 warga sipil antara 30 Juli dan 2 Agustus di wilayah Walikale, Provinsi Kivu, Kongo utara. "Pemerkosaan itu jelas tidak berhenti," kata MSF. "MSF sangat prihatin dengan situasi saat ini di dan sekitar Fizi," kata Loof, Kamis. "Orang-orang melarikan diri dari daerah itu karena takut serangan kekerasan lebih lanjut." Menurut Loof, MSF menyediakan perawatan medis dan psikososial bagi 5.600 korban pemerkosaan di Kivu Utara dan Selatan pada 2009.
penulis:Egidius Patnistik;editor:Egidius Patnistik;sumber:CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar