Kepopuleran Facebook memang sudah sangat mendunia. Sekarang ini, siapa sih yang tidak mengenal Facebook? Mulai dari anak-anak sekolah hingga orang tua pun punya akun Facebook. Ya, jejaring sosial yang satu ini memang mampu menghipnotis para penggunanya untuk rajin membuat status, berkomentar, share foto, nge-game atau yang lainnya. Tetapi tahukah Anda?, ternyata dibalik kepopulerannya, masih ada 1,3 miliar manusia di muka bumi ini tidak mengenal atau tidak diperbolehkan menggunakan Facebook, yaitu masyarakat China. Mereka hidup di balik tembok tebal (firewall) internet yang dipasang oleh pemerintah China. Konon ada beberapa orang kaya dan menguasai teknologi komputer yang bisa membobol firewall tersebut—tentu saja termasuk hacker China yang terkenal itu.
Sebenarnya tujuan utama pemasangan firewall yang dilakukan oleh pemerintah China adalah untuk pertahanan negara. Tujuan berikutnya tentu saja untuk memaksimalkan penggunaan produk lokal (buatan sendiri). Segala sesuatu yang laris selalu ada versi China-nya. Mulai dari produk makanan dan minuman sampai sepeda motor, semua ada versi China-nya.Setiap barang duplikat yang diproduksi di sana dimaksudkan agar masyarakat China hanya mengonsumsi dan menggunakan barang-barang buatan mereka sendiri.
Dengan demikian, defisit neraca perdagangan bisa ditekan sampai ketitik terendah (karena mereka tidak banyak impor barang). Terbukti taktik itulah yang malah membuat ekonomi China sekarang ini menjadi sangat stabil, bahkan mampu menggoyang Amerika Serikat.
Lantas, mengenai situs jejaring sosial, dalam hal ini Facebook, bagaimana orang-orang China berkomunikasi? Apakah mereka menggunakan kentongan? Tentu saja tidak. Bukan China kalau mereka tidak memiliki barang hasil buatan mereka sendiri. Seperti dilansir dari kompasiana.com, mereka memiliki jejaring internet sendiri yang menghubungkan antara masyarakat China yang satu dengan yang lain. Termasuk jejaring pertemanan. Facebook versi China!
Facebook versi China ini bernama Renren. Sebenarnya, di China ada dua situs jejaring sosial yang sangat populer—dipergunakan oleh hampir semua masyarakat China (yang memiliki koneksi internet tentunya). Namanya Renren dan Kaixin001. Renren yang menyasar segmen pelajar dan mahasiswa hadir sejak tahun 2005. Adapun Kaixin001 yang menyasar kaum profesional muda China hadir sejak tahun 2008. Di antara dua itu, Renren lah yang sangat mirip dengan Facebook, mulai dari arsitektur halaman, desain layout, hingga warnanya (biru-putih).
Seperti Facebook, pertumbuhan jumlah pengguna Renren pun konon sangat pesat. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 miliar jiwa—hampir sepertiga jumlah orang online di seluruh dunia, Renren mengklaim sekitar 165 juta pengguna. Sementara Kaixin001 hanya 95 juta.
Sebuah hasil penelitian pernah dipublikasikan oleh Netpop (San Francisco). Penelitian itu menunjukkan, sosial media dua kali lebih besar pengaruhnya terhadap keputusan membeli para pengguna internet di China dibandingkan situs lainnya. Itu luar biasa. Banyak brand kenamaan dunia (Apple, BMW, Estee Lauder, Lay's, dan lain-lain) lebih memilih memasang iklan di Renren maupun Kaixin001 daripada di Facebook maupun Twitter.
Awalnya, Facebook ala China ini bernama Xiaonei (artinya "di kampus"), yang dibuat oleh seorang pemuda bernama Wang Xing, jebolan Universitas Tsinghua. Tahun 2003, Wang Xing drop out dari pendidikan PhD Delaware University (Amerika) dan pulang ke Beijing untuk membuat Friendster versi China, tetapi gagal. Dua tahun kemudian, Wang Xing mendengar tentang Facebook dan memutuskan untuk membuat duplikatnya (baca: Facebook versi China) yang dia sebut Xiaonei.
Menurut Wang Xing, Xiaonei awalnya dibuat untuk membuat dunia yang lebih baik, terutama dunia kampus (Universitas Tsinghua, maksudnya). Dengan modal 300.000 renminbi (sekitar 45.000 dollar AS), Wang Xing mengajak dua rekannya untuk mendirikan Xiaonei tahun 2005. Dalam beberapa hari saja Xiaonei langsung bisa mengumpulkan 4.000 anggota.
Tahun 2006, Xiaonei dijual kepada Oak Pacific Interactive dengan nilai sekitar 4 juta dollar Amerika. Mungkin Wang Xing pikir, uang 4 juta dollar AS sudah sangat banyak saat itu. Ya, jelas sangat banyak dibandingkan modalnya yang hanya 45.000 dollar AS. Tetapi menjadi sangat sedikit jika dibandingkan dengan nilai Xionei yang sekarang disebut Renren oleh si pemilik barunya. Renren kini menjadi situs jejaring sosial modern yang mengiringi perjalanan sejarah orang China.
editor:Tri Wahono, Opung;foto:Gusti Bob
Dengan demikian, defisit neraca perdagangan bisa ditekan sampai ketitik terendah (karena mereka tidak banyak impor barang). Terbukti taktik itulah yang malah membuat ekonomi China sekarang ini menjadi sangat stabil, bahkan mampu menggoyang Amerika Serikat.
Lantas, mengenai situs jejaring sosial, dalam hal ini Facebook, bagaimana orang-orang China berkomunikasi? Apakah mereka menggunakan kentongan? Tentu saja tidak. Bukan China kalau mereka tidak memiliki barang hasil buatan mereka sendiri. Seperti dilansir dari kompasiana.com, mereka memiliki jejaring internet sendiri yang menghubungkan antara masyarakat China yang satu dengan yang lain. Termasuk jejaring pertemanan. Facebook versi China!
Facebook versi China ini bernama Renren. Sebenarnya, di China ada dua situs jejaring sosial yang sangat populer—dipergunakan oleh hampir semua masyarakat China (yang memiliki koneksi internet tentunya). Namanya Renren dan Kaixin001. Renren yang menyasar segmen pelajar dan mahasiswa hadir sejak tahun 2005. Adapun Kaixin001 yang menyasar kaum profesional muda China hadir sejak tahun 2008. Di antara dua itu, Renren lah yang sangat mirip dengan Facebook, mulai dari arsitektur halaman, desain layout, hingga warnanya (biru-putih).
Seperti Facebook, pertumbuhan jumlah pengguna Renren pun konon sangat pesat. Dengan jumlah penduduk mencapai 1,3 miliar jiwa—hampir sepertiga jumlah orang online di seluruh dunia, Renren mengklaim sekitar 165 juta pengguna. Sementara Kaixin001 hanya 95 juta.
Sebuah hasil penelitian pernah dipublikasikan oleh Netpop (San Francisco). Penelitian itu menunjukkan, sosial media dua kali lebih besar pengaruhnya terhadap keputusan membeli para pengguna internet di China dibandingkan situs lainnya. Itu luar biasa. Banyak brand kenamaan dunia (Apple, BMW, Estee Lauder, Lay's, dan lain-lain) lebih memilih memasang iklan di Renren maupun Kaixin001 daripada di Facebook maupun Twitter.
Awalnya, Facebook ala China ini bernama Xiaonei (artinya "di kampus"), yang dibuat oleh seorang pemuda bernama Wang Xing, jebolan Universitas Tsinghua. Tahun 2003, Wang Xing drop out dari pendidikan PhD Delaware University (Amerika) dan pulang ke Beijing untuk membuat Friendster versi China, tetapi gagal. Dua tahun kemudian, Wang Xing mendengar tentang Facebook dan memutuskan untuk membuat duplikatnya (baca: Facebook versi China) yang dia sebut Xiaonei.
Menurut Wang Xing, Xiaonei awalnya dibuat untuk membuat dunia yang lebih baik, terutama dunia kampus (Universitas Tsinghua, maksudnya). Dengan modal 300.000 renminbi (sekitar 45.000 dollar AS), Wang Xing mengajak dua rekannya untuk mendirikan Xiaonei tahun 2005. Dalam beberapa hari saja Xiaonei langsung bisa mengumpulkan 4.000 anggota.
Tahun 2006, Xiaonei dijual kepada Oak Pacific Interactive dengan nilai sekitar 4 juta dollar Amerika. Mungkin Wang Xing pikir, uang 4 juta dollar AS sudah sangat banyak saat itu. Ya, jelas sangat banyak dibandingkan modalnya yang hanya 45.000 dollar AS. Tetapi menjadi sangat sedikit jika dibandingkan dengan nilai Xionei yang sekarang disebut Renren oleh si pemilik barunya. Renren kini menjadi situs jejaring sosial modern yang mengiringi perjalanan sejarah orang China.
editor:Tri Wahono, Opung;foto:Gusti Bob
Tidak ada komentar:
Posting Komentar